Dasar Keamanan Jaringan Komputer
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Keamanan Jaringan Komputer
Pengertian Keamanan
jaringan komputer adalah proses untuk
mencegah dan mengidentifikasi penggunaan yang tidak sah dari jaringan
komputer. Langkah-langkah pencegahan membantu menghentikan pengguna yang
tidak sah yang disebut “penyusup” untuk mengakses setiap bagian dari sistem jaringan komputer.
Tujuan Keamanan jaringan
komputer adalah untuk mengantisipasi resiko jaringan komputer berupa bentuk
ancaman fisik maupun logik baik langsung ataupun tidak langsung mengganggu
aktivitas yang sedang berlangsung dalam jaringan
komputer
Satu hal yang perlu diingat bahwa tidak ada
jaringan yang anti sadap atau tidak ada jaringan komputer yang benar-benar
aman. Sifat dari jaringan adalah melakukan komunikasi. Setiap komunikasi
dapat jatuh ke tangan orang lain dan disalahgunakan. Sistem keamanan membantu
mengamankan jaringan tanpa menghalangi penggunaannya dan
menempatkan antisipasi ketika jaringan berhasil ditembus. Selain itu,
pastikan bahwa user dalam jaringan memiliki pengetahuan yang cukup
mengenai keamanan dan pastikan bahwa mereka menerima dan memahami rencana
keamanan yang Anda buat. Jika mereka tidak memahami hal tersebut, maka
mereka akan menciptakan lubang (hole) keamanan pada jaringan Anda.
Ada
dua elemen utama pembentuk keamanan jaringan :
· Tembok
pengamanan, baik secara fisik maupun maya, yang ditaruh diantara piranti
dan layanan jaringan yang digunakan dan orang-orang yang akan berbuat jahat.
· Rencana
pengamanan, yang akan diimplementasikan bersama dengan user lainnya, untuk
menjaga agar sistem tidak bisa ditembus dari luar.
Segi-segi keamanan
didefinisikan dari kelima point ini.
a. Kerahasiaan (Confidentiality) Mensyaratkan bahwa
informasi (data) hanya bisa diakses oleh pihak yang memiliki wewenang.
b. Integritas (Integrity) Mensyaratkan
bahwa informasi hanya dapat diubah oleh pihak yang memiliki wewenang.
c. Ketersediaan (Availability ) Mensyaratkan bahwa
informasi tersedia untuk pihak yang memiliki wewenang ketika dibutuhkan.
d. Otentikasi (Authentication) Mensyaratkan
bahwa pengirim suatu informasi dapat diidentifikasi dengan benar dan ada
jaminan bahwa identitas yang didapat tidak palsu.
e. Nonrepudiation
Mensyaratkan bahwa baik pengirim maupun penerima informasi tidak dapat
menyangkal pengiriman dan penerimaan pesan.
Serangan (gangguan)
terhadap keamanan dapat dikategorikan dalam empat kategori utama :
a Gangguan (Interruption)
Suatu aset dari suatu sistem diserang sehingga menjadi tidak tersedia atau
tidak dapat dipakai oleh yang berwenang. Contohnya adalah perusakan/modifikasi
terhadap piranti keras atau saluran jaringan.
b. Intersepsi (Interception) Suatu
pihak yang tidak berwenang mendapatkan akses pada suatu aset. Pihak yang
dimaksud bisa berupa orang, program, atau sistem yang lain. Contohnya adalah
penyadapan terhadap data dalam suatu jaringan.
c. Modifikasi (Modification) Suatu
pihak yang tidak berwenang dapat melakukan perubahan terhadap suatu aset.
Contohnya adalah perubahan nilai pada file data, modifikasi program sehingga
berjalan dengan tidak semestinya, dan modifikasi pesan yang sedang
ditransmisikan dalam jaringan.
d. Fabrikasi (Fabrication) Suatu
pihak yang tidak berwenang menyisipkan objek palsu ke dalam sistem. Contohnya
adalah pengiriman pesan palsu kepada orang lain.
Ada beberapa prinsip yang perlu dihindari dalam menangani
masalah keamanan :
- Diam
dan semua akan baik-baik saja
- Menyembunyikan
dan mereka tidak akan dapat menemukan Anda
- Teknologi
yang digunakan kompleks / Unix, yang berarti aman.
2.2 Beberapa
Bentuk Ancaman Jaringan
1.Sniffer
Peralatan yang dapat memonitor proses yang
sedang berlangsung
2. Spoofing
Penggunaan
computer untuk meniru(dengan cara menimpa identitas atau alamat IP.
3.Remote Attack
Segala
bentuk serangan terhadap suatu mesin dimana penyerangnya tidak memiliki kendali
terhadap mesin tersebut karena dilakukan dari jarak jaruh dluar system jaringan
atau media transmisi
3.Hole
Kondisi
dari software atau hardware yang bias diakses oleh pemakai yang tidak memiliki
otoritas atau meningkatnya tingkat pengaksesan tanpa melalui proses otorisasi
4.Phreaking
Perilaku
menjadikan system pengamanan telepon melemah
5.Hacker
Orang
yang secara diam-diam mempelajari system yang biasanya sukar dimengerti untuk
kemudian mengelolanya dan menshare hasil uji coba yang dilakukannya.
–Hacker
tidak merusak sistem
6.Craker
–Orang
yang secara diam-diam mempelajari system dengan maksud jahat
–Muncul
karena sifat dasar manusia yang selalu ingin Membangun (salah satunya merusak)
Ciri-ciri cracker :
1. Bisa membuat program C, C++ atau pearl
2. Memiliki pengetahuan TCP/IP
3. Menggunakan internet lebih dari 50 jam per- bulan
4. Menguasai sistem operasi UNIX atau VMS
5. Suka mengoleksi software atau hardware lama
6. Terhubung ke internet untuk menjalankan aksinya
7. Melakukan aksinya pada malam hari, dengan alasan waktu
yang memungkinkan, jalur komunikasi tidak padat, tidak mudah diketahui orang
lain.
Penyebab cracker melakukan
penyerangan
:
1. spite, kecewa, balas dendam
2. sport, petualangan
3. profit, mencari keuntungan dari imbalan orang lain
4. stupidity, mencari perhatian
5. cruriosity, mencari perhatian
6. politics, alasan politis
Ciri-ciri target yang dibobol
cracker :
1. Sulit ditentukan
2. Biasanya organisasi besar dan financial dengan sistem
pengamanan yang canggih
3. Bila yang dibobol jaringan kecil biasanya system
pengamanannya lemah, dan pemiliknya baru dalam bidang internet.
Ciri-ciri target yang “berhasil”
dibobol cracker :
1. Pengguna bisa mengakses, bisa masuk ke jaringan tanpa “nama”
dan “password”
2. Pengganggu bisa mengakses, merusak, mengubah atau sejenisnya
terhadap data
3. Pengganggu bisa mengambil alih kendali sistem
4. Sistem hang, gagal bekerja, reboot atau sistem berada
dalam kondisi tidak dapat dioperasikan
2.3 Kepedulian Masalah
Jaringan
Overview
Pendefinisian keamanan (pada jaringan
komputer) dapat dilakukan dengan melihat target yang ingin dicapai melalui
konsep 'aman'. Berikut adalah daftar fitur yang dapat
mencegah/mengantisipasi serangan dari pihak luar ataupun pihak dalam.
Security Policy
Sebelum melanjutkan implementasi ke tingkat
yang lebih jauh sebaiknya ditentukan dulu apa yang hendak dilindungi dan
dilindungi dari siapa. Beberapa pertanyaan berikut dapat membantu penentuan
kebijakan keamanan yang diambil.
1. Informasi apa yang dianggap
rahasia atau sensitif ?
2. Anda melindungi sistem anda
dari siapa ?
3. Apakah anda membutuhkan akses
jarak jauh?
4. Apakah password dan enkripsi
cukup melindungi ?
5. Apakah anda butuh akses
internet?
6. Tindakan apa yang anda lakukan
jika ternyata sistem anda dibobol?
Serta masih banyak pertanyaan lain tergantung
bentuk organisasi yang anda kelola. Kebijaksanaan keamanan
tergantung sebesar apa anda percaya orang lain, di dalam ataupun di luar
organisasi anda. Kebijakan haruslah merupakan keseimbangan antara mengijinkan
user untuk mengakses informasi yang dibutuhkan dengan tetap menjaga keamanan
sistem.
Keamanan Secara Fisik
Fisik dalam bagian ini diartikan sebagai
situasi di mana seseorang dapat masuk ke dalam ruangan server/jaringan
dan dapat mengakses piranti tersebut secara illegal. Orang yang tidak
berkepentingan ini bisa saja seorang tamu, staf pembersih, kurir pengantar
paket, dan lainnya yang dapat masuk ke ruangan tersebut dan mengutak-atik
piranti yang ada. Apabila seseorang memiliki akses terhadap ruangan tersebut,
orang tersebut bisa saja memasang program trojan horse di komputer,
melakukan booting dari floppy disk, atau mencuri data-data penting
(seperti file password) dan membongkarnya di tempat yang lebih aman.
Untuk menjaga keamanan, taruhlah server
di ruangan yang dapat dikunci dan pastikan bahwa ruangan tersebut dikunci
dengan baik. Untuk menghindari pengintaian, gunakan screen-saver yang dapat di
password. Atur juga semua komputer untuk melakukan fungsi auto-logout
setelah tidak aktif dalam jangka waktu tertentu.
BIOS Security
Sebenarnya seorang admin
direkomendasikan men-disable boot dari floppy. Atau bisa dilakukan
dengan membuat password pada BIOS dan memasang boot password.
Password Attack
Banyak orang menyimpan informasi pentingnya
pada komputer dan seringkali sebuah password hal yang mencegah orang lain untuk
melihatnya. Untuk menghindari serangan password maka sebaiknya user menggunakan
password yang cukup baik. Petunjuk pemilihan password :
Semua password harus terdiri dari
paling sedikit 7 karakter.
Masukkan kombinasi huruf, angka, dan
tanda baca sebanyak mungkin dengan catatan bahwa password tetap mudah
untuk diingat. Salah satu caranya adalah mengkombinasikan kata-kata acak dengan
tanda baca atau dengan mengkombinasikan kata-kata dengan angka. Contoh :
rasa#melon@manis, komputer0digital1, kurang<lebih>2001
Gunakan huruf pertama frasa yang
gampang diingat. Contoh: dilarang parkir antara pukul 7 pagi hingga pukul 8
sore dpap7php8s, tidak ada sistem yang benar-benar aman dalam konteks
jaringan tasybbadkj
Gunakan angka atau tanda baca untuk
menggantikan huruf di password. Contoh : keberhasilan k3b3rh45!l4n
Gantilah password secara teratur
Malicious Code
Malicious code bisa berupa virus, trojan atau
worm, biasanya berupa kode instruksi yang akan memberatkan sistem sehingga
performansi sistem menurun. Cara mengantisipasinya bisa dilihat pada 6 contoh
berikut :
1. berikan kesadaran pada user tentang
ancaman virus.
2. gunakan program anti virus yang baik
pada workstation, server dan gateway internet (jika punya).
3. ajarkan dan latih user cara
menggunakan program anti virus
4. sebagai admin sebaiknya selalu
mengupdate program anti-virus dan database virus
5. biasakan para user untuk TIDAK
membuka file attachment email atau file apapun dari floppy sebelum 110 % yakin
atau tidak attachment/file tsb “bersih”.
6. pastikan kebijakan kemanan anda up
to date.
Sniffer
Sniffer adalah sebuah device penyadapan
komunikasi jaringan komputer dengan memanfaatkan mode premicious pada ethernet.
Karena jaringan komunikasi komputer terdiri dari data biner acak maka sniffer
ini biasanya memiliki penganalisis protokol sehingga data biner acak dapat
dipecahkan. Fungsi sniffer bagi pengelola bisa untuk pemeliharaan jaringan,
bagi orang luar bisa untuk menjebol sistem.
Cara paling mudah untuk mengantisipasi
Sniffer adalah menggunakan aplikasi yang secure, misal : ssh, ssl, secureftp
dan lain-lain
Scanner
Layanan jaringan (network service) yang
berbeda berjalan pada port yang berbeda juga. Tiap layanan jaringan berjalan
pada alamat jaringan tertentu (mis. 167.205.48.130) dan mendengarkan
(listening) pada satu atau lebih port (antara 0 hingga 65535). Keduanya
membentuk apa yang dinamakan socket address yang mengidentifikasikan
secara unik suatu layanan dalam jaringan. Port 0 hingga 1023 yang paling umum
dipergunakan didefinisikan sebagai well-known number dalam konvensi UNIX
dan dideskripsikan dalam RFC 1700.
Port Scanner merupakan program yang didesain
untuk menemukan layanan (service) apa saja yang dijalankan pada host jaringan.
Untuk mendapatkan akses ke host, cracker harus mengetahui titik-titik kelemahan
yang ada. Sebagai contoh, apabila cracker sudah mengetahui bahwa host
menjalankan proses ftp server, ia dapat menggunakan kelemahan-kelemahan yang
ada pada ftp server untuk mendapatkan akses. Dari bagian ini kita dapat
mengambil kesimpulan bahwa layanan yang tidak benar-benar diperlukan sebaiknya
dihilangkan untuk memperkecil resiko keamanan yang mungkin terjadi.
Mirip dengan port scanner pada bagian
sebelumnya, network scanner memberikan informasi mengenai sasaran yang dituju,
misalnya saja sistem operasi yang dipergunakan, layanan jaringan yang aktif,
jenis mesin yang terhubung ke network, serta konfigurasi jaringan. Terkadang,
network scanner juga mengintegrasikan port scanner dalam aplikasinya. Tool ini
berguna untuk mencari informasi mengenai target sebanyak mungkin sebelum
melakukan serangan yang sebenarnya. Dengan mengetahui kondisi dan konfigurasi
jaringan, seseorang akan lebih mudah masuk dan merusak sistem.
Contoh scanner : Nmap, Netcat, NetScan
Tools Pro 2000, SuperScan
Spoofing
Spoofing (penyamaran) biasa dilakukan oleh
pihak yang tidak bertanggungjawab untuk menggunakan fasilitas dan resource
sistem. Spoofing adalah teknik melakukan penyamaran sehingga terdeteksi sebagai
identitas yang bukan sebenarnya, misal : menyamar sebagai IP tertentu, nama
komputer bahkan e-mail address tertentu. Antisipasinya dapat dilakukan dengan
menggunakan aplikasi firewall.
Denial of Service
Denial of Service (DoS) merupakan serangan
dimana suatu pihak mengekploitasi aspek dari suite Internet Protocol untuk
menghalangi akses pihak yang berhak atas informasi atau sistem yang
diserang. Hole yang memungkinkan DoS berada dalam kategori C, yang berada
dalam prioritas rendah. Serangan ini biasanya didasarkan pada sistem
operasi yang dipergunakan. Artinya, hole ini berada di dalam bagian
jaringan dari sistem operasi itu sendiri. Ketika hole macam ini muncul, hole
ini harus diperbaiki oleh pemilik software tersebut atau di-patch oleh
vendor yang mengeluarkan sistem operasi tersebut. Contoh dari serangan ini
adalah TCP SYN dimana permintaan koneksi jaringan dikirimkan ke server dalam
jumlah yang sangat besar. Akibatnya server dibanjiri permintaan koneksi dan
menjadi lambat atau bahkan tidak dapat dicapai sama sekali. Hole ini terdapat
nyaris di semua sistem operasi yang menjalankan TCP/IP untuk
berkomunikasi di internet. Hal ini tampaknya menjadi masalah yang terdapat di
dalam desain suite TCP/IP, dan merupakan sesuatu yang tidak mudah
diselesaikan.
Dalam serangan DoS, sesorang dapat melakukan
sesuatu yang mengganggu kinerja dan operasi jaringan atau server. Akibat dari
serangan ini adalah lambatnya server atau jaringan dalam merespon, atau bahkan
bisa menyebabkan crash. Serangan DoS mengganggu user yang sah untuk mendapatkan
layanan yang sah, namun tidak memungkinkan cracker masuk ke dalam sistem
jaringan yang ada. Namun, serangan semacam ini terhadap server yang menangani
kegiatan e-commerce akan dapat berakibat kerugian dalam bentuk finansial.
2.4 Enkripsi Untuk Keamanan Data Pada Jaringan
Salah satu hal yang penting dalam komunikasi menggunakan
computer untuk menjamin kerahasian data adalah enkripsi. Enkripsi dalah sebuah
proses yang melakukan perubahan sebuah kode dari yang bisa dimengerti menjadi
sebuah kode yang tidak bisa dimengerti (tidak terbaca). Enkripsi dapat
diartikan sebagai kode atau chiper. Sebuah sistem pengkodean menggunakan suatu
table atau kamus yang telah didefinisikan untuk mengganti kata dari informasi
atau yang merupakan bagian dari informasi yang dikirim. Sebuah chiper
menggunakan suatu algoritma yang dapat mengkodekan semua aliran data (stream)
bit dari sebuah pesan menjadi cryptogram yang tidak dimengerti (unitelligible).
Karena teknik cipher merupakan suatu sistem yang telah siap untuk di automasi,
maka teknik ini digunakan dalam sistem keamanan komputer dan network.
Pada
bagian selanjutnya kita akan membahas berbagai macam teknik enkripsi yang biasa
digunakan dalam sistem sekuriti dari sistem komputer dan network.
A. Enkripsi Konvensional.
Proses enkripsi ini dapat digambarkan sebagai berikut :
Plain teks -> Algoritma Enkripsi ->
Cipher teks ->Algoritma Dekrispsi -> Plain teks
User A | | User B
|----------------------Kunci (Key) --------------------|
User A | | User B
|----------------------Kunci (Key) --------------------|
Gambar 1
Informasi asal yang dapat di mengerti di simbolkan oleh Plain teks, yang
kemudian oleh algoritma Enkripsi diterjemahkan menjadi informasi yang
tidak dapat untuk dimengerti yang disimbolkan dengan cipher teks. Proses
enkripsi terdiri dari dua yaitu algoritma dan kunci. Kunci biasanya
merupakan suatu string bit yang pendek yang mengontrol algoritma.
Algoritma enkripsi akan menghasilkan hasil yang berbeda tergantung
pada kunci yang digunakan. Mengubah kunci dari enkripsi akan mengubah
output dari algortima enkripsi.Sekali cipher teks telah dihasilkan,
kemudian ditransmisikan. Pada bagian penerima selanjutnya cipher teks yang
diterima diubah kembali ke plain teks dengan algoritma dan dan kunci yang
sama.
Keamanan dari enkripsi konvensional bergantung pada beberapa faktor.
Pertama algoritma enkripsi harus cukup kuat sehingga menjadikan sangat
sulit untuk mendekripsi cipher teks dengan dasar cipher teks tersebut.
Lebih jauh dari itu keamanan dari algoritma enkripsi konvensional
bergantung pada kerahasian dari kuncinya bukan algoritmanya. Yaitu dengan
asumsi bahwa adalah sangat tidak praktis untuk mendekripsikan informasi
dengan dasar cipher teks dan pengetahuan tentang algoritma diskripsi /
enkripsi. Atau dengan kata lain, kita tidak perlu menjaga kerahasiaan
dari algoritma tetapi cukup dengan kerahasiaan kuncinya.Manfaat dari
konvensional enkripsi algoritma adalah kemudahan dalam penggunaan secara
luas. Dengan kenyataan bahwa algoritma ini tidak perlu dijaga
kerahasiaannya dengan maksud bahwa pembuat dapat dan mampu membuat suatu
implementasi dalam bentuk chip dengan harga yang murah. Chips ini dapat
tersedia secara luas dan disediakan pula untuk beberapa jenis produk.
Dengan penggunaan dari enkripsi konvensional, prinsip keamanan
adalah menjadi menjaga keamanan dari kunci.Model enkripsi yang digunakan
secara luas adalah model yang didasarkan pada data encrytion standard
(DES), yang diambil oleh Biro standart nasional US pada tahun 1977. Untuk
DES data di enkripsi dalam 64 bit block dengan menggunakan 56 bit kunci.
Dengan menggunakan kunci ini, 64 data input diubah dengan suatu urutan dari
metode menjadi 64 bit output. Proses yang yang sama dengan kunci yang sama
digunakan untuk mengubah kembali enkripsi.
B. Enkripsi Public-Key
Salah satu yang menjadi kesulitan utama dari
enkripsi konvensional adalah perlunya untuk mendistribusikan kunci yang digunakan
dalam keadaan aman. Sebuah cara yang tepat telah diketemukan untuk mengatasi
kelemahan ini dengan suatu model enkripsi yang secara mengejutkan tidak
memerlukan sebuah kunci untuk didistribusikan. Metode ini dikenal dengan nama
enkripsi public-key dan pertama kali diperkenalkan pada tahun 1976.
Plain teks -> Algoritma Enkripsi
-> Cipher teks -> Algoritma Dekrispsi -> Plain teks
User A |
|
User B
Private Key B ----|
|----------------------Kunci (Key) --------------------|
Gambar 2
Private Key B ----|
|----------------------Kunci (Key) --------------------|
Gambar 2
Algoritma tersebut seperti yang digambarkan pada gambar
diatas. Untuk enkripsi konvensional, kunci yang digunakan pada prosen enkripsi
dan dekripsi adalah sama. Tetapi ini bukanlah kondisi sesungguhnya yang
diperlukan. Namun adalah dimungkinkan untuk membangun suatu algoritma yang
menggunakan satu kunci untuk enkripsi dan pasangannya, kunci yang berbeda,
untuk dekripsi. Lebih jauh lagi adalah mungkin untuk menciptakan suatu
algoritma yang mana pengetahuan tentang algoritma enkripsi ditambah kunci enkripsi
tidak cukup untuk menentukan kunci dekrispi. Sehingga teknik berikut ini akan
dapat dilakukan :
1. Masing - masing dari sistem dalam network akan menciptakan
sepasang kunci yang digunakan untuk enkripsi dan dekripsi dari informasi yang
diterima.
2. Masing - masing dari sistem akan menerbitkan kunci enkripsinya ( public key ) dengan memasang dalam register umum atau file, sedang pasangannya tetap dijaga sebagai kunci pribadi ( private key ).
2. Masing - masing dari sistem akan menerbitkan kunci enkripsinya ( public key ) dengan memasang dalam register umum atau file, sedang pasangannya tetap dijaga sebagai kunci pribadi ( private key ).
3. Jika A ingin mengisim pesan kepada B, maka A akan mengenkripsi
pesannya dengan kunci publik dari B.
4. Ketika B menerima pesan dari A maka B akan menggunakan kunci
privatenya untuk mendeskripsi pesan dari A.
Seperti yang kita lihat, public-key memecahkan masalah
pendistribusian karena tidak diperlukan suatu kunci untuk didistribusikan.
Semua partisipan mempunyai akses ke kunci publik (public key) dan kunci pribadi
dihasilkan secara lokal oleh setiap partisipan sehingga tidak perlu untuk
didistribusikan. Selama sistem mengontrol masing - masing private key dengan
baik maka komunikasi menjadi komunikasi yang aman. Setiap sistem mengubah
private key pasangannya public key akan menggantikan public key yang lama. Yang
menjadi kelemahan dari metode enkripsi publik key adalah jika dibandingkan dengan
metode enkripsi konvensional algoritma enkripsi ini mempunyai algoritma yang
lebih komplek. Sehingga untuk perbandingan ukuran dan harga dari hardware,
metode publik key akan menghasilkan performance yang lebih rendah. Tabel
berikut ini akan memperlihatkan berbagai aspek penting dari enkripsi
konvensional dan public key.
Enkripsi Konvensional
Yang
dibutuhkan untuk bekerja :
1. Algoritma yang sama dengan kunci yang sama dapat digunakan untuk
proses dekripsi - enkripsi.
2. Pengirim dan penerima harus membagi algoritma dan kunci
yang sama.
Yang dibutuhkan untuk keamanan :
1. Kunci harus dirahasiakan.
2. Adalah tidak mungkin atau sangat tidak praktis untuk
menerjemahkan informasi yang telah dienkripsi.
3. Pengetahuan tentang algoritma dan sample dari kata yang
terenkripsi tidak mencukupi untuk menentukan kunc.
Enkripsi Public Key
Yang
dibutuhkan untuk bekerja :
1. Algoritma yang digunakan untuk enkripsi dan dekripsi
dengan sepasang kunci, satu untuk enkripsi satu untuk dekripsi.
2. Pengirim dan penerima harus mempunyai sepasang kunci yang
cocok.
Yang dibutuhkan untuk keamanan :
1. Salah satu dari kunci harus dirahasiakan.
2. Adalah tidak mungkin atau sangat tidak praktis untuk
menerjemahkan informasi yang telah dienkripsi.
Pengetahuan tentang algoritma dan sample dari kata yang terenkripsi tidak
mencukupi untu menentukan kunci.
Komentar
Posting Komentar
Jika ada link yang mati atau terdapat kesalahan dalam menyempaikan mohon disampikan dikolom komentar.
Terimakasih